RSS Feed
This is a mood message, you can edit this message by editing file message.php, or you can also add here some advertisement.

Minggu, 14 November 2010

I Must be Strong

Aku harus kuat, karena aku nggak boleh terjatuh begitu saja. Kerikil ini hanyalah kerikil yang sangat kecil dari ribuan batu besar yang ada. Aku nggak boleh terpuruk begitu saja dengan sifat yang seperti ini. Aku ingin kembali ke sifat yang dulu, di mana aku selalu kuat dan cuek pada setiap masalah.

Ini hanyalah masalah sepele, masalah hati. Aku tak bisa mengendalikan hatiku, padahal aku harus mampu. Harusnya aku menahan semua perasaan, menghindari beberapa interaksi, dan kembali pada acuh tak acuh yang selama ini selalu menyelamatkanku dari sikap cengeng ini.

Aku ingin kembali pada sifatku dulu yang kurasa jauh lebih baik dari sekarang. Aku harus kuat.

Sabtu, 02 Oktober 2010

Dream

Semua berawal pas aku nerima pesan dari dia. Padahal selama ini aku udah berhasil nggak mikiran dia selama beberapa saat. Tapi yang namanya cobaan selalu saja datang menguji. Saat aku buka HP, tau-tau ada pesan dari dia yang sebenarnya hanya berisi emoticon senyum. Tentu saja aku langsung berpikiran yang macem-macem tentang dia. Aku hanya membalas pesan dia dengan singkat dan sederhanya saja. Toh nggak ada gunanya aku balas pesan panjang-panjang.

Ketika aku sudah berhasil nggak mikirin dia, eh tiba-tiba semalam aku mimpiin dia. Kenapa malah lebih parah sih?! Padahal aku sama sejali NGGAK mikirin dia, kecuali tentang ultahnya yang akan datang. Sungguh, dalam mimpi itu bikin aku nangis. Seolah dia ngasih tahu kalau dia dalam keadaan baik-baik saja dan minta aku supaya nggak mikirin lagi. TAPI GIMANA BISAAA??!! Yang ada malah sampai sekarang aku mikirin dia terus.

Ya Allah, kenapa malah jadi kayak gini? Aku cuma ingin diberi kemudahan supaya bisa melupakannya tanpa susah payah. Namun kalau memang ini adalah sebuah jalan, atas kuasaMu, tolong pertemukan kami dalam keadaan damai dan bersih dari perasaan apapun. Amin.

Sabtu, 03 Juli 2010

Random

Aku..kadang berpikir bagaimana aku bisa melewati hari-hariku sampai umur 16 tahun ini. Aku bahkan mungkin tak punya kemampuan yang khusus kecuali dengan bakat nekatku mengutak-atik komputer. Aku bahkan tak tahu hingga sekarang, di mana bakatku berada.

Lahir sebagai anak tunggal mempunyai suka duka tersendiri. Mungkin kalian akan menganggap bahwa aku sangat beruntung terlahirkan sebagai anak tunggal. Tetapi tahukah? I feel so alone. Aku bahkan tak mempunyai kakak yang asyik untuk diajak cerita, atau adik yang bisa dijahili. Menyesal? Aku tak pernah menyesal saat aku terlahir sebagai anak tunggal. Apapun...apapun itu aku syukuri.

Kembali aku menatap diriku dalam kaca, dalam balutan baju panjang, jilbab yang menutupi rambut, serta bingkai kacamata yang menghiasi wajah.

Statusku kini sudah kelas tiga. Tak sampai setahun, aku sudah hengkang dari SMA-ku tercinta, meninggalkan teman-teman gokil yang membuatku tertawa setiap harinya. Minimal, mereka bisa membuatku tersenyum dan tak ingin melupakan hari-hari yang telah kulalui.

Lalu, ke mana aku akan meneruskan? Aku tak mungkin hanya asal memilih universitas. Aku tak bisa egois memilih tempat yang kuteruskan. Teman-teman internet yang ingin kudatangi membuat aku tergoda untuk kuliah di mana saja. Tapi aku tak bisa. Aku tak bisa membelah tubuhku menjadi banyak, menjadi serpihan-serpihan yang bisa bergerak dengan sendirinya. Dan mungkin aku memang harus menentukan satu pilihanku.

Hhh..entahlah. Aku bahkan masih bingung untuk jurusanku. Aku masih harus memikirkan UAN dan lainnya. Yah, masa neraka itu telah datang. Mungkin...dan semoga, aku bisa melewatinya. Amin.

Rabu, 28 April 2010

Jiwa yang Tersiksa

Kenapa lagi aku harus kangen dengan dia? Kenapa lagi rasa rindu ini terus saja ada? Padahal sudah hampir sebulan lebih tak ada komunikasi sama sekali. Bahkan chatting pun aku diamkan karena terkadang aku sedang tidak di tempat.

Sudah berbagai cara aku gunakan agar aku tak ingat tentang dia. Aku sengaja menyibukkan diri di organisasi sekolahku agar pikiranku tidak terarah padanya saja. Namun sepertinya semua itu percuma. Kadang kalau aku sedang meng-istirahatkan pikiranku, aku selalu teringat padanya hingga aku bingung, kenapa aku tak juga ngelupakan dia.

Shhh...sungguh deh, aku ingin sekali melupakan dia. Bahkan kalau bisa, semua kenangan itu kubuang saja. Percuma deh kenal sama dia kalo hasilnya cuma kayak gini saja. Sebenarnya aku yang bodoh atau bagaimana sih?

Ketika aku mencoba untuk menjalin komunikasi, dia bahkan tak menghiraukan. Apakah ini karma bagiku? Aku sms pun tidak dijawab. Pasti alasannya karena ada si 'itu'. Dan bodohnya, kenapa aku masih saja sakit hati?

Tuhan...tolong hapus kenangan dia dariku. Aku tak mau hatiku terkunci seperti ini. Aku mau hatiku bebas seperti burung yang sedang mengangkasa.

Jumat, 22 Januari 2010

Broken

Putus. Bertahan berapa minggu sih? Cuma tiga minggu, 'kan? Geblek. Ah, maafkan jika kata-kata saya kebanyakan kasar. Khusus untuk postingan ini, saya cuma mencurahkan apa yang saya rasakan. Bleh. Ternyata sakit juga, 'kan? Bego. Saya malah jadi trauma.

Oke, oke, hubungan saya dengan dia cuma bertahan 3 minggu. Udah seminggu ini kami lagi ada masalah. Bukan, bukan masalah yang ditimbulkan oleh kami, tapi masalah dari orang tua dia sendiri. Dia emang beberapa tahun lebih tua dari gw. Dan itulah sebabnya ayah dia menjodohkan dia dengan ukhti lain yang lebih salehah. Padahal ayah dia non muslim yang taat. Eh, malah menjodohkan anaknya dengan anak relasinya demi bisnis.

Seperti jaman kerajaan, 'kan? Anda kira ini jaman Siti Nurbaya, Pak?

Saya shock, tentu saja. Dan satu-satunya jalan adalah putus. Okelah, saya hanya terima karena saya bukan tipe pemaksa. Dan biarkan saja dia berbahagia dengan orang yang akan menjadi pasangan abadinya :)

Selasa, 12 Januari 2010

I Found Him

Akhirnya setelah melewati masa setahun, aku menemukan dirinya juga. Setahun memang singkat jika dilewati begitu saja, mungkin juga iya bagiku. Tapi bagi dirinya, setahun dengan kerapuhan mungkin adalah waktu yang lama untuk meraih apa yang diinginkannya selama ini. Ditambah aku yang tak pernah peka dengan perasaannya, membuat dirinya selalu merasa tertekan akubat sikapku.

Yeah, aku memang kurang peka jika tak dikatakan secara langsung. Bahkan aku tak tahu bahwa dia juga menyukaiku selama setahun ini. Dia selalu memancingku tapi aku tak tahu. Berbagai macam perempuan ia ceritakan, aku tetap saja gigih menganggap ia sebagai kakakku, meski kadang aku juga cemburu. Hanya pada wanita terakhir yang diceritakannya-lah yang berhasil membuatku cemburu berat.

Pada tanggal 31 Desember 2009 pukul 23.00, dia meneleponku karena memang aku yang meminta. Selama ini memang ia yang selalu meneleponku. Ia tak pernah mau berbicara lama jika aku yang menelepon dia. Kadang dia juga kecewa jika aku menolak untuk ditelpon. Oke, kembali pada akhir tahun tadi. Ia meneleponku dan berhasil membuatku kembali menangis karena mendengar ceritanya. Tak usah kuceritakan di sini karena bersifat rahasia, hahaha...Dan kata-katanya itu telah berhasil membuatku mengatakan apa yang selama ini telah kurasakan.

Ternyata rasa itu tumbuh secara perlahan-lahan dan tanpa kusadari, aku memupukinya hingga ia tumbuh subur namun dengan keadaan yang baik. Bahkan aku tak pernah merasakan rasa itu tumbuh subur. Hanya kujalani begitu saja tanpa terlalu memikirkannya. Lagipula jarak kami yang amat jauh membuat akal sehatku tak pernah mengharapkan yang lebih. Hingga pada akhir tahun itu tanpa kusadari aku mengatakan bahwa aku sayang dia.

Apa jawabannya?

Sama, ternyata sama. Selama setahun ini ternyata ia memang mendekati aku dan sudah berhasil melupakan mantannya. Meski kami belum pernah ketemu karena kami adalah teman internet, tapi ternyata tak mengendurkan komunikasi kami. Aku tak mengatakan kami berpacaran, hanya saja membuat komitmen. Whatever its name, yang penting aku tahu bahwa dia ternyata juga menyayangiku.