RSS Feed
This is a mood message, you can edit this message by editing file message.php, or you can also add here some advertisement.

Jumat, 16 Oktober 2009

Interaksi itu...

Akhirnya rasa itu berkurang juga. Interaksi yang semakin jarang membuatku sedikit bisa melupakan rasa ini. Aku berusaha keras untuk tak menyapanya duluan, walaupun kadang hanya sekedar membaca statusnya atau mengecek apakah dia inpis atau nggak. Just it. Meski keliatannya simpel, tapi kalau dijalani ternyata susah juga.

Sobatku juga udah tau. Dia kuminta supaya baca blog-ku. Memang sih awalnya aku yang menjanjikan kalo bakal cerita tentang sesuatu yang sebenarnya adalah masalah ini. Padanya aku bilang, "Lain kali aja, oke? Kalo waktunya udah pas." Well, untuk sementara dia nggak tanya-tanya meski aku tau dia tuh penasaran banget. Hingga tadi dia nagih aku soal ini. Yeah, aku nggak bisa ngomong secara langsung. Jadinya dia kuminta baca ini saja.

Semenjak ini pikiranku selalu aneh. Entahlah, aku juga bingung. Apakah aku merindukannya? Entah. Aku yang punya rasa ini bingung banget. Tapi aku harus bisa ngilangin rasa ini. Rasa yang aku tahu ini ga pantas. Kalau berani mencoba, kenapa tak berani mengambil resikonya? Sekarang aku sedang usaha ngelupain rasa ini. Semoga saja berhasil.

Buat sahabatku, sekarang kamu tau yang sebenarnya 'kan? Well, yeah inilah aku. Yang berani main hati dan kini sedang berusaha menjalani resikonya. Plis, jangan jadi canggung ya?

Buat 'dia', maafin aku kalo akhir-akhir ini sering menghindar. Ini supaya aku bisa ngelupain rasa ini dan nganggep kamu sebagai sahabatku.

Kamis, 08 Oktober 2009

Sepenggal Kisah Klasik Hidup

Di mana engkau berada?
Di ujung dunia?
Atau di dekatku?
Aku tak tahu

Tertatih dalamku melangkah
Menelusuri waktu-waktu yang t'lah lalu
Di waktu itu...
Saat-saat indah bersamamu

Aku tahu aku bodoh!
Untuk apa aku mencarimu?
Apalagi hingga menyingkap tirai masa lalu
Masa yang takkan terulang kembali

Tapi hati ini sungguh merindu
Senyummu, tawamu, dan segala tentangmu
Apakah kita 'kan bertemu?
Dalam sebuah episode hidup yang indah

Tuhan..pertemukanlah kami
Dalam suatu masa yang indah
Di sepenggal kisah klasik hidup
Yang takkan kulupa sampai kapanpun



NB: Oke, oke. Puisi ini emang ga keren sama sekali. Tapi aku emang kangen sobatku. Let's see. Almost 4 years I'm not meet him yet. Really, he is my bestfriend. Kapan kami bisa ketemu? Hanya Tuhan yang tahu.

Aku ingin melupakannya

Mungkin emang bukan ngelupain orangnya, tapi ngelupain rasa yang aku tahu ini harusnya nggak aku miliki. For what? Interaksi yang bahkan terkesan jarang saja bisa kayak gini. Ditambah lagi ini lewat dunia maya. Gila kan? Memang dia nggak pernah bicara duluan dan selalu aku yang menyapanya. Itupun awalnya untuk hal-hal yang penting. Tapi sekarang nggak lagi. Aku menyapanya untuk sekedar say hello.

Yang bikin aku kesal adalah ternyata dia ngobrol sama sobatku. Tapi sama aku, dia nggak pernah ngajak ngobrol. Aku cemburu ya? Aneh deh. Aku malah kesal dengan rasa yang kumiliki ini. Andai sobatku tau, aku juga pengen bicara sama dia. Mungkin aku benar kalau aku cemburu. Tapi sama sahabatku sendiri? I'm going so mad!!

Setiap sahabatku minta aku cerita tentang dia, tentang pembicaraanku dengan dia, aku ceritain sedetail-detailnya. Meski pake ketawa-ketawa, tapi di sini diam-diam aku nangis. Salahkah aku jika aku berkorban demi sobatku? Salahkah aku punya perasaan ini? Salahkah aku suka sama dia? Sumpah deh, aku pengen ngelupain rasa ini. Aku pengen rasa ini pergi dari hatiku. Sampai sekarang sobatku belum tau tentang ini. Mungkin jika dia baca blog-ku, dia bakal tahu. Yeah, one day, they will know it.

Yang bisa kulakuin cuma mengurangi interaksi dengan dia. Ketika sobatku nyebut namanya, aku langsung diam. Salah ya? Salahkah aku menyukainya? Dan apakah aku harus ngasih tahu sobatku soal ini?

Rabu, 07 Oktober 2009

Rasa Yang Salah

Aku tahu rasaku salah
Aku tahu aku tak berhak
Ingin aku melupakan ini
Rasa yang mengungkung hati

Tapi ini mengalir begitu saja
Berawal dari interaksi yan biasa
Hingga tumbuh sebuah rasa
Yang harusnya kuhindari saja

Dia memang tak tahu
Dan ia tak perlu itu
Biar ini menjadi rahasiaku
Yang tertutup dalam buku

Tuhan...
Kenapa rasa ini harus ada?
Ingin kubuang jauh ke samudra
Atau kukubur di Padang Sahara

Salah, salah, dan salah
Semua berputar di kepalaku
Jika kutahu ini akan terjadi
Lebih baik aku tak mengenalnya..